Sajak Samsul Bachri

: ZA

Dalam gelap mataku coba menutup
Dalam gelap khayalku coba meraih
Dalam gelap impianku coba melambung
Dalam gelap semuanya sirna

Karena dalam gelap aku seperti buta
Karena dalam gelap aku seperti sampah
Karena dalam gelap aku terombang ambing
Karena dalam gelap aku tersadar...

Jangan hanya berkhayal yang kau coba
Tapi raihlah dengan tanganmu yang terbuka
Karena disana dia telah ada
Menantimu dalam kesadaran

Karena Gelapmu hanya satu sisi kehidupan yang nampak

271099


 
Pada lorong-lorong ini saat senja
Aku seperti terbuai akan sebuah lantunan sajak cinta
Syair-syair merdu itu seakan ingin ikut bersamaku dalam kegembiraan ini


Sajak cinta yang bercerita akan indahnya hidup
Dengan sejuta hasrat agar selalu ingin bersama
Sajak cinta akan Rabb yang selalu setia menjaga dan mengingatkan

Dalam syair-syair itu aku seperti yakin akan pilihanku
Dalam cinta yang tumbuh hanyalah rasa
Dalam kasih yang berkembang adalah jiwa

Dalam sajak cinta ini aku seperti manusia yang baru tersadar
Bahwa indahnya dunia ini bukan hanya untuk dinikmati seorang
Ikatlah jiwa lain dalam jiwamu untuk lebih indah

251199


 
:Someone

Alam Masih tersenyum dengan manisnya dengan pedih yang tertahan
Dalam peraduan malam yang menghimpitnya
Dengan sedikit gelitik rindu dari buluh-buluh jejaka
Yang mencoba untuk mengganggunya

Walau air-air kehidupan itu masih terus mengalir
Alam masih tetap lemparkan senyumnya yang paling manis walau airmata
mengalir
Agar hati yang selalu penuh dengan merah dapat menjadi reda
Yang mencoba tuk mati menjadi enggan berpisah dengannya

Tangis Alam masih tetap sama
Sama seperti tangis tahun-tahun yang lalu
Tapi tangis manusia bisa berubah makna dan nama
Tidak sama seperti tangis-tangis terdahulu

Tangisan telah berubah dalam hitungan Tahun

271099


 
Dalam Buaian manusia seperti terkapar
Seiring roda perjalanan nasib sang waktu
Berurutan laksana prajurit bergaya
Manusia manusia itu masih terkapar dalam lenaan malam

Di ketuk dalam setiap hati dengan bisikan sang durjana
Dalam lelapnya sang gulita yang terlelap bak bayi
Di hujam dengan diam dalam relung kehidupan
Untuk melihat masih adakah nurani yang tersisa

Buaian dan bisikan-bisikan yang menggairahkan
Seperti membawa dalam peraduan syurga dunia

281099


 
Dalam diam...semut tetap bekerja
Dengan semangat yang mereka punya

Dalam diam...manusia juga bekerja
Dengan otak yang mereka gadaikan

Dalam diam...dunia masih ada ???

241199


 
Marhaban....Ya Ramadhan
Marhaban....Ya bulan yang selalu banyak dinanti

Kurindu denganmu...rindu akan kesediaanmu untuk selalu bersamaku dalam lapar
dan dahaga
Aku rindu padamu ya Ramadhan...kau selalu mau bersamaku berlelah dalam
melakukan Shalat Malam

Marhaban....Ya Ramadhan
Marhaban....Ya bulan Magfiroh dan berkah

Kau selalu akan berada di hatiku dalam aku mencari balasan ibadahku
Kau akan selalu bisa menemaniku dalam aku mencari pahala dalam bulanmu

Marhaban....Ya Ramadhan
Marhaban....Ya bulan yang penuh akan rahmat

Aku ingin kau selalu mau membantuku dalam aku mengurung nafsu
Aku ingin kau juga mau ikut aku dalam aku beribadah

Marhaban.....Ya Ramadhan
Marhaban

251199


 
Semburat jingga perlahan seperti ingin mengusir pelangi
Dalam tetes-tetes hujan terakhir

Pd. Gede, 181199


Sam
(Saat darahku masih merah....entah bila sudah putih??)


 
..........DOR !

Pd. gede, 181199


 
Aceh


Timor timur


Makasar


Pd. Gede, 181199


 
Kami lebih memilih mati demi bangsa ini
Daripada kami harus hidup dalam kungkungan penjajah
Kami rela berkorban nyawa dan darah demi tetap berkibarnya merah putih

Tapi kini jerit dan pekik itu telah berubah
Jerit itu telah berbunyi yang lain...
"KAMI INGIN REFERENDUM DAN REFERENDUM"
Kami ingin otonomi bebas
Kami ingin menjadi negara federasi
Dan kami ingin merdeka

Jerit dan pekik itu telah berubah
Seperti berubahnya khayalan-khayalan sang pemimpi durjana

Pd. Gede, 181199


 
to:Special One

Semilir angin dari dahan itu
Mengantarkan sebuah bisikan rindu
Seakan kata-kata merdu dari bibir sang dara
Yang butuh kembalinya kehangatan dan kemesraan

Bulan berbisik dalam sepi
Agar tak ganggu khayalmu tentang kasih
Seperti waktu itu ketika kau menangis
Karena Matahari telah rampas mimpi indahmu yang kau rangkai dengan sejumput
kasih

Kau masih merindukan akan cinta
Walau kau tahu itu hanya akan menambah bencana bagimu
Aku yang menawarkan kasih sayang untuk selalu melindungimu
Kau henyakkan bagai kau jijik melihat bangkai dari seorang penjahat yang
terbunuh

Inikah makna hidup dalam cinta itu
Ataukah ini arti dari keinginan cinta itu

Jakarta,121199


 
Siti Nurbaya menangis ketika kasih pergi
Jodoh yang diharap terganti dengan setangkai kayu lapuk

Samsul Bahri hanya bisa merenung karena telah kalah
Kekayaan ternyata bisa membeli jodoh

Tapi dia merasa menang karena dia yang memiliki cinta dan rasa sayang itu
Lagi-lagi cinta dan kasih sayang....

121199


 
Andai saja setan bermuka bangsat
Pasti para koruptor dan penjilat penjilat itu
Akan berkata "Datang lagi kawan dan saingan baru"
Sehingga mereka berpesta pora dalam kesusahan

Tapi andai saja Bangsat bermuka setan
Maka para koruptor dan penjilat penjilat itu
Langsung terdiam dan seperti orang bisu yang goblok
Karena mereka sendirilah BANGSAT itu

250999


 
Dalam relung hati ini aku masih sendiri
Dengan berjuta pesona dan paksa
Sementara hatimu telah tertambat
Pada sebatang pinang yang tak terbelah

Di relung waktu ini semua masih berjalan biasa
Dengan sebuah rencana kau ubah waktu ini
Rencana yang sangat indah...sehingga aku pun seperti terbuai
Oh...Dewi senjaku kau akan mendapatkan yang terindah
Yang belum mampu aku tuk menggapainya

041099


 
Di tanah ini dulu pernah ada tokoh terkenal
Di tanah ini dulu ada yang namanya pahlawan
Di tanah ini dulu ada yang namanya penjajah
Di tanah ini dulu ada keceriaan tergambar...keamanan sejati dan kebahagian
terpancar

Tapi di tanah ini sekarang yang ada ialah kematian
Kesusahan kaum papa yang sudah sengsara
Dan yang namanya penjajah datang lagi
Di tanah ini dulu penyair ditakuti dan dihargai
Tapi sekarang penyair hanya dikagumi saja
Dan karyanya kalu bisa dilupakan

250999


 
Hari itu cuaca bersahabat dengan semua
Hari itu cuaca mulai berubah wajah
Hari itu cuaca mulai menangis
Menangisi alam ini...menangisi hidup ini

Hari itu aku berusaha untuk senang
Hari itu aku telah berupaya untuk menang
Hari itu aku telah bersusah payah untuk datang
Tapi cuaca seperti membantuku untuk berpikir sejenak

Hari itu seperti hari yang lainnya
Hari itu seakan masa depan

ah...................

111099


 
Pada tampak sajadah
Terkandung makna dan arti

230999


Tubuhku terbungkus kafan itu
Dalam putih alam dan hitamnya akal
Matikah aku...

031199


 
Aku datang kawan dengan sebuah harapan dan beribu penyesalan
Kutelusuri taman ini dengan sebongkah kelelahan

Aku datang kawan untuk bersama-sama denganmu melihat kegembiraan
Di taman ini tempat para penyair ingin ku lihat dan kutemui

Letih mataku ini kawan karena tak kulihat engkau
Dan membuat pupus harapku tuk gembira

Aku datang kawan walau dengan dosa

TIM,301099
14.00 ~ 17.15 WIB


 
Kau masih dalam pelukanku malam itu
Setelah puas kusetubuhi engkau dengan nafsu

Ku balut mukamu yang penuh warna itu
dengan sejuta kecupan dan keinginan untuk bercinta lagi

Aku tidak mencintaimu tidak pula ingin menikah denganmu
Karena aku hanya ingin mencicipi tubuhmu dengan harga murah

"Kau pelacur..." itu yang terngiang di benakku
Pantaskah kau menjadi istriku

Walau sering aku bermalam dikamarmu ini

031199

Penulis : ALSYA ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Sajak Samsul Bachri ini dipublish oleh ALSYA pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Sajak Samsul Bachri
 

0 komentar: